Budaya yang menghambat Pembangunan Masyarakat

Pada Prinsipnya pembangunan merupakan suatu strategi, atau program yang dirancang atau direkayasa untuk meningkatkan taraf kehidupan kesejahteraan secara sosial, budaya, ekonomi dan kehidupan spiritual masyarakat.  Umumnya pembangunan tersebut dirancang dan banyak ditujukan untuk negera-negera berkembang, khususnya masyarakat pedesaan yang lahir, hidup, dan bahkan mati di daerah pedesaan. Akan tetapi pembangunan juga sering mengalami banyak kendala, salah satunya adalah dari segi budaya.
Seperti yang terlihat pada pembangunan masyarakat Aceh. Masyarakat Aceh merupakan masyarakat yang banyak tinggal didaerah pedesaan dan masih kental dengan nuansa budayanya. Budaya adalah kumpulan nilai-nilai sebagai warisan sosial yang berkembang dan dijaga oleh masyarakat, namun tak bisa dipungkiri ada unsur-unsur atau nilai dari budaya tersebut mempunyai efek negative pada perilaku masyarakat sehingga budaya tersebut menghambat pembangunan pada masyarakat tersebut. Seperti budaya hidup santai, tidak mempercayai orang lain, suka berkomentar dan lain-lain sebagainya merupakan budaya yang menghamabat pembangunan.
Budaya hidup santai memang sudah menjangkiti masyarakat Aceh, hal ini terlihat dari segi pekerjaannya saja, masyarakat cenderung mengfavoritkan pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini terlihat ketika pemerintah membuka lowongan untuk jadi PNS, para pendaftarnya membludak. Sudah pasti yang dipikirkan oleh para pencari pekerjaan itu adalah banyak kemudahan yang ditawarkan jika menjadi PNS, salah satunya bisa hidup santai.
Disadari atau tidak, budaya ini pula telah merasuki  banyak orang tua sehingga mereka mendoktrinkan anaknya untuk menjadi PNS atau setidaknya menjadi pegawai Swasta. Oleh sebab inilah tidak banyak minat para anak untuk menjadi pengusaha. Lagi pula, disekolah-sekolah banyak mata pelajaran yang diajarkan orientasinya bukan pada menciptakan ide inovator sang anak didik atau untuk “memancing adrenalin” sianak didik agar berkreasi, tetapi lebih berkecimpung pada teori-teori. Bahkan sekarang ada stigma dalam masyarakat dan sering diperbincangkan ditempat-tempat umum bahwa “PNS adalah pekerjaan idaman orang tua dan juga mertua”. Artinya banyak para orangtua sekarang sudah memfavoritkan anaknya atau menantunya kalau bukan dari orang kaya, ya PNS.
Hal yang paling unik adalah terjadi ketika dua tahun lalu dimana banyak para alumni yang sekolah di perguruan Tinggi luar Negeri, mereka bersekolah dengan beasiswa atau dibiayai oleh Pemerintah, mereka menuntut untuk diberikan pekerjaan sebagai pegawai pada pemerintahan atau dengan istilah lain mereka menuntut pemerintah untuk diangkat menjadi PNS. Walaupun mereka telah mengutarakan berbagai alasan, seperti dengan mengatakan bahwa mereka lebih berkompeten daripada yang kuliah didalam negeri, dan lain sebagainya, sehingga lebih layak untuk diangkat menjadi PNS, secara langsung adanya fakta tersebut telah mengindikasikan bahwa mereka juga sudah dipengaruhi oleh budaya hidup santai yang berkembang di lingkungan masyarakat Aceh.
Pekerjaan PNS memang menjadi primadona setiap orang karena ada banyak kemudahan ditawarkannya. Beberapa kemudahan yang didapatkan dari menjadi PNS antara lain yaitu, tidak ada PHK, tidak dibebankan target, ada jaminan hidup dihari tua, banyak waktu luang, dan banyak kemudahan yang sifat materi lainnya, seperti dapat mobil dan  ketika ingin meminjam uang di perbankan membeli alat tranpostasi dan kebutuhan lainnya dengan memperlihat status PNS maka semua jadi dimudahkan. 

Tidak ada komentar untuk "Budaya yang menghambat Pembangunan Masyarakat"