Perbedaan Konsepsi Ruang dan Kota pada Masyarakat Melayu
Ada suatu orientasi masalah apabila kita melihat suatu desa Melayu atau kampung kota Malaysia, dimana tidak adanya suatu pola yang jelas dan tidak mempunyai daya tarik pemandangan kota atau desa. Contohnya tidak adanya jalan utama,lapangan utama,plaza dan sebagainya. Namun rumah orang Melayu dibangun dnegan pola yang jelas, yaitu mempunyai beranda (serambi),yang biasanya dihadapkan ke arath Timur atau Selatan,mempunyai sebuah ruangan utama (ibu rumah), terdapat kamar tidur yang dapat disekat,dan sebuah dapur yang dikaitkan dibelakang rumah.
Disamping itu tidak adanya aturan yang atau pedoman bagaimana seharusnya rumah yang satu berhubungan dengan rumah yang lain. Batas-batas anatara halaman rumah tidah diberikan tanda demarkasi apapun sehingga penghuni sulit untuk menentukan cara yang tepat dari bidnag tanah dimana rumah itu didirikan. Biasanya batas-batas tersebut hanya dikaitkan pada pemamfaatan hasil dari tanaman,dan diluar itu batas-batas tampaknya tak dipersoalkan. Singkatnya dapat disimpulkan tidak adanya kejelasan mengenai konsepsi mengenai batas ruang dan batas-batas yangg tegas.
Hal
yang sama juga terjadi pada batas-batas kampung atau desa, yang hanay
ditunjukkan batasnya oleh hubungan penghuni dengan mesjid atau tempat ibadat.
Sedangkan untuk batas-batas peersawahan dinyatakan dengan lebih jelas karena
sawah-sawah dipisahkan oleh bendungan atau saluran irigasi. Namun konsepsi
mengenai ruang atau arealanya agak kabur juga. Pada mulanay diukur dengan
luasnya penebaran benih,dan sekarang sudah diukur dengan ukuran Inggris atau
aere.
Sedangkan
konsepsi ruang mengenai luas tanah cina
sanngat jelas polanya seperti adanya satu jalan utama yang bisa ditembus melalui
jalan-jalan perkampungan dan seringkali sebuah pagar didirikan untuk membentuk
suatu pekarangan dalam yang berdekatan dengan rumah. Kalau orang Melayu
membubuhkan nama anggota keluarganya sebagi pemilik bidang tanah untuk
pewarisan turun temurun,orang cina cenderung mengadakan pembagian atau menjuala
tanah.
Konsepsi Luas Menurut Agama
Orang-orang
Cina telah mengembangkan suatu ilmu pengetahuan khusus mengenai batas-batas
tanah yang disebut geomancy. Dan mengenai ukuran-ukuran taanah dan ke arah mana
rumah harus menghadap secara tradisional ditentukan oleh ahli geomancy.
Adakalanya tata letak kota dan rejeki penduduknya juga dihubungkan dnegan
prinsip-prinsip geomantik. Bahakan dulu disebutkan keberhasilan pengusaha
Inggris atas malaysia dikaitkan dengan rumahnya
yang berlokasi dibukit-bukit dengan possisi membelakangi
gunung.
Perbedaan antara konsepsi tanah antara orang melayu dan orang cina akan terlihat jelas dengan membandingkan perkuburan milik orang cina dan perkuburan orang melayu. Orang Cina membuat suatu batas-batas terhadap makam yang sesuai dengan kemampuan keluarga dan ditandai dengan dinding yang mengelilingi makam,menetapkan lokasi yang bagus untuk makam para leluhur dan dibangun berjauhan dan berdinding tinggi serta bersifat permanen.
Sedangkan pekuburan orang melayu tidak mempunyai batas-batas tajam,dan berbeda sekali susunannya. Hal ini terlihat dari kedua batu nisan pada setiap makam yang berserak kemana-mana dan dimana saja terdapat tanah dapat digali untuk makam. Satu-satunya yang dibatasi secara jelas adalah kuburan yang dianggap keramat dan disucikan secara ritual.
Perbedaan antara konsepsi tanah antara orang melayu dan orang cina akan terlihat jelas dengan membandingkan perkuburan milik orang cina dan perkuburan orang melayu. Orang Cina membuat suatu batas-batas terhadap makam yang sesuai dengan kemampuan keluarga dan ditandai dengan dinding yang mengelilingi makam,menetapkan lokasi yang bagus untuk makam para leluhur dan dibangun berjauhan dan berdinding tinggi serta bersifat permanen.
Sedangkan pekuburan orang melayu tidak mempunyai batas-batas tajam,dan berbeda sekali susunannya. Hal ini terlihat dari kedua batu nisan pada setiap makam yang berserak kemana-mana dan dimana saja terdapat tanah dapat digali untuk makam. Satu-satunya yang dibatasi secara jelas adalah kuburan yang dianggap keramat dan disucikan secara ritual.
Namun
ada hal yang menyimpang dnegan konsepsi Melayu mengenai luas tanah, yaitu menganggap
kuburan keramat atau sering disebut dengan kuburan panajang dan diasumsikan
orang yang dimakam telah bertambah besar dan panjang ,sehingga batu nisan dari waktu-waktu harus dipasang
kembali.
Konsepsi Jarak Sosial
Penduduk semenanjung Melayu terdiri dari pendatang (
imigran ) ynag kebanyakan dari pulau-pulau Indonesia dan bangsa Cina . Namun
orang melayu tidak begitu menyanjung tempat kelahirannya. Hal ini terlihat dari
generasi kedua dari pendatang baru yang ketika ditanya mereka menjawab penduduk setempat,dan jika ditanya
lebih jauh mengenai asal usulnya nenek moyangnya mereka biasanay tidka banyak mengetahui.Hal
ini dimungkinkan juga oleh konsepsi mereka terhadap asal usulnya yang kabur.
Sebaliknya
orang Cina cenderung mempunyai konsep yang terang ,tidak hanya asal usul mereka
,tetapi sampai nama desa yang tepat,tempat asal mereka.Dan penetahuan ini terus
berlanjut dari generasi ke generasi. Bila identitas ornag melayu ditentukan
oleh faktanya sebagai ornag muslim,berbahasa Melayu dan secara umum bukan
disebut sebagai bumi putera. Maka orang Cina menentukan etnisnya melalui dialek
dan tempat asal kelahirannya di Cina.
Konsepsi
mengenai jarak sosial juga dapat ditunjukkan dalam studi peta mental mahasiswa Melayu diamama mereka cenderung memilih
tempat bekerja didaerah asal atau sekitar kelahirannya.Sedangkan orang Cina
memilih diberbagai pusat kota.
Peta
mental orang cina jelas difokuskan pada daerah perkotaan ,sedangkan peta mental
orang melayu dipusatkan pada distrik
pedalaman asal kelahirannya. Oleh karena
itu lah dapat disimpulkan perpaduan yang membentuk dasar antara konsepsi jarak
dan citra daerah perkotaan yang mempengaruhi proses urbanisasi dan ekologi
perkotaan Malaysia.
Konsepsi Ruang Politik dan Perkotaan
Meskipun
kebanyakan pendatang Cina di Malaysia berasal dari daerah pedalam Cina Selatan,
namun mereka membawa serta suatu citra kehidupan pedesaan yang berpusat pada
kota. Hubungan pekerjaan maupun tali persaudaraan berpadu dan merubah wilayah
ini menjadi suatu kesatuan sosio politik yang akrab. Maka dapat kita asumsikan
besar citra tentang kota ini dibawa oleh mereka pendatang dari Cina Selatan.
Persepsi
Melayu terhadap ruang politik dan ruang kota sangat berbeda dan menunjukkan
kemiripan dengan nenek moyang orang Indonesia. Pusat kekuasaan politik di
negara-negara bagian Malaysia adalah Istana Raja atau Sultan.Walaupun begitu
istana masih selalu dikelilingi pleh perkampungan kerajaan,yang dihuni oleh
pembantu-pembantu atau para pengrajin yang melayani keperluan istana.
Dalam
struktur ekologi beberapa kota di Malaysia, aza-azas citra kota lama Hindu di
Asteng yang telah diislamkan dan dimelayukan masih tetap nampak . Suatu
lapangan atau padang terbentang dan membuka jalan menuju istana dan kediaman
keluarga-keluarga sultan yang besar serta keturunan-keturunannya. Kota-kota
yang dimelayukan selalu memperlihatkan konsepsi sentrifokal daripada ruang.
Diantara
kelas-kelas menengah kota Melayu modern yang terdiri dari pegawai-pegawai sipil
dan pejabat-pejabat,konsepsi asli mengenai ruang dan kota senantiasa masih
dipertahankan diamna mungkin. Pertama-tama ini diungkapkan dalam semacam
keengganan atau kegelisahan seseorang harus pindah ketengah-tengah rumah persil
golongan kelas menengah yang bermunculan dihampir semua kota-kota Malaysia.
Rumah-rumah
persil ini biasanya didesain oleh arsitek Cina,kebanyakan rumah-rumah persil
ini terdiri atas versi-versi modern dari toko Cina,dimana toko itu diganti oleh
tempat-tempat parkir untuk mobil kecil. Hal ini tidak demikian dengan banguna
yang yang didesai oleh orang Melayu sendiri,disini rumah-rumah tipe kampung
masih terdapat, walaupun pada bagian yang rendah yang dahulu terbuka biasanya
dipagari tembok dan dipergunakan untuk anak-anak atau remaja yang baru kawin
diantara keluarga tersebut.
Tidak ada komentar untuk "Perbedaan Konsepsi Ruang dan Kota pada Masyarakat Melayu"
Posting Komentar