Konsep Aktor dan Tindakan Ekonomi: Perbandingan Antara Pendekatan Ekonomi Dan Sosiologis


ADALAH cara pandang dalam melihat sesuatu dengan landasan berpikir atau asumsi tertentu.  Ada beberapa hal yang akan membantu dalam membandingkan pendekatan antara ilmu ekonomi dan sosiologi.

1.     Konsep Aktor

 
Dalam konsep ini menjelaskan bagaimanan cara seseoranng dalam melakukan tindakan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang-barang ataupun jasa-jasa langka.



Baca juga:
Konflik Ambon Dari Perspektif Teori Konflik Sosial #Makalah Lengkap
Teori Konsep Diri George Herbert Mead 

 

Kita paham bahwa titik analisis ekonomi itu adalah individu. Pendekatan individu dalam analisis ekonomi berakar dari utilitarianisme dan ekonomi politik Inggris, dimana utilititarianisme mengasumsikan bahwa individu adalah makhluk yang rasional, senantiasa menghitung dan membuat pilihan yang dapat memperbesar kesenangan pribadi atau keuntungan pribadi, dan mengurangi penderitaan atau menekan biaya.  Ekonomi politik Inggris dibangun diatas prinsip “laissez faire, laissez passer“. Yaitu “biarkan hal-hal sendiri, biarkan hal-hal yang baik masuk”. Artinya biarkan individu mengatur dirinya, karena individu tahu yang dimaunya.

Untuk dapat bertahan hidup, setiap individu perlu bekerja. Individu sendirilah yang lebih mengetahui dibandingkan dengan orang lain. Hal ini dikarenakan individu lebih mengetahui tentang dirinya sendiri dari sisi kemampuan , pengetahuan , keterampilan, jarinagn dan lainnya yang dimilikinya. Contohnya, seseorang yang berasal dari tamatan fakultas hukum, namun karena atas pertimbangannya dan dukungan dari keluarganya dia bekerja sebagai pedagang emas dibandingkan jadi seorang pengacara. Hal inilah yang dikatakan dengan konsep aktor dan yang dipandang dalam ekonomi.

Berbeda dengan  aktor dalam pandangan sosiologi. Sosiologi mengarahkan perhatiannya pada aktor sebagai konstruksi secara sosial, yaitu aktor dalam suatu interaksi atu aktor dalam masyarakat. Yang dimaksud dengan aktor dalam suatu interaksi adalah individu yang terlibat dalam suatu interaksi dengan individu atau beberapa (sekelompok) individu lainnya. Pada tahap ini individu dilihat sebgai aktor yang kreatif dalam menciptakan, mempertahankan dan merubah dunianya pada saat interaksi langsung. Sebagai contohnya, Dimas adalah seorang mahasiswa FISIP yang selalu jaim dalam berbusana, dia selalu terlihat rapi dan dalam setiap kesempatan. Namun pada saat dosen memberikan kuis kepada Dimas, dia tidak mampu menjawab dengan baik. Dosen pun mengatakan, “kamu kalau dalam berbusana sudah oke, namun otakmu kurang oke”. Karena merasa dipermalukan, akhirnya Dimas tidak lagi memperhatikan busananya yang selalu rapi seperti sebelumnya. Hal ini lah yang menjadi salah satu fokus kajian aktor dalam sosiologi.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan aktor dalam masyarakat adalah individu yang identitas dirinya tidak tampil tetapi tersembunyi dalam suatu kesatuan yang dinamakan masyarakat. Sebagai contohnya, Bismi dan Hendry mempunyai suatu hubungan persahabatan, maka hubungan antara Bismi dan Hendry telah memiliki pola hubungan. Hubungan persahabatan ini berbeda antara Bismi dengan Baim atau Hendry dengan Anto yang hanya teman biasa. Pola yang dibangun oleh Hendry dan Bismi disebut dengan sistem interaksi dan dikenal dalam masyarakat, sedangkan hubungan yang disebut kedua terakhir itu disebut sebagai interaksi sosial biasa.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aktor dalam sosiologi tidak bisa dilihat sebgai individu itu sendiri, tetapi individu yang dihubungkan  dengan individu lainnya, baik individu sebgai perorangan atau dalam kelompok (masyarakat). Sebagai perbandingannya , Dalam ekonomi, Hendry adalah individu yang mempunyai rasionalitas dan selalu membuat pilihan yang dapat memperbaesar keuntungannya dan meminimalkan penderitaannya atu kerugiannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Butet dari masyarakat Batak, mingming dari Cinaatau David dari Inggris atau yang lainnya. Jadi Hendry tidak berbeda dengan Butet, Mingming, David, atau yang lainnya. Namun dalam Sosiologi, misalnya, melihat Hendry dengan dengan Butet , atau Hendry dengan David,  itu berbeda karena keadaan dan interaksi dan masyarakat dimana Hendry dan Butet berada itu berbeda.

2.     Konsep Tindakan Ekonomi

 
Didalam ekonomi, aktor diasumsikan mempunyai beragam pilihan yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan oleh aktor tersebut yang bertujuan untuk memaksimalkan pemamfaatan (individu) dan keuntungan (kelompok). Dan tindakan itu dipandang rasional secara ekonomi. Sedangkan sosiologi melihat beberapa kemungkinan tindakan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh Weber, tindakan ekonomi dapat berupa rasional, tradisional, dan spekulatif irrasional.

Sebagai contohnya yang dikatakan dengan tindakan ekonomi rasional yaitu,  Seorang pria tamatan  SMA misalnya dipandang rasional jika dia melamar pekerjaan di suatu kantor, namun tidak sebagai pegawai tetap kantor tersebut, melainkan sebagai satpamnya. Tindakan ekonomi rasional ini sama-sama dilihat dalam ekonomi maupun sosiologi.

Namun, dua tindakan lainnya yang tidak dilihat oleh ekonomi dan menjadi perhatiana dalam sosiologi yaitu, tindakan ekonomi tradisional dan tindakan ekonomi spekulatif irrasional. Tindakan ekonomi tradisional biasanya berasal dari tradisi atu konvensi. Contohnya adalah memberikan hadiah kepada teman yang sedang ulang, atau membawakan kado pada saat pesta perkawinan teman, itu dipandang sebgai suatu tindakan ekonomi. 
Sedangkan tindkaan ekonomi spekulatif-irrasional merupakan tindakan berorientasi ekonomi yang tidak mempertimbangkan instrumen yan ada dengan tujuan yang hendak dicapai. Misalnya, suatu perusahaan membuka peluang kerja kepada siapa saja dengan iming-iming keuntungan besar, dalam setahun dikasih bonus ratusan juta, dan dapat mobil. Kerjanya cuman menjual obat, atau contoh lainnya adalah menggandakan uang dengan kekuatan paranormal. Ternyata pada ujungnya , itu hanyalah sebuah penipuan. Dalam perspektif sosiologi , korban daru penipuan ini melakukan tindakan ekonomi yang spekulatif-irrasional. Karena uang tidak bisa digandakan dan belum punya teknologi yang bisa seperti itu.

Selanjutnya untuk dapat membedakan antara tindakan rasional dari segi ekonomi ataupun dari segi sosiologi yaitu, dalam ekonomi menganggap rasionalitas sebagii asumsi sementara dalam pandangan sosiologi menganggapnya sebgai variabel. Perbedaan lainnya juga terlihat dalam tindakan ekonomi dan status maknanya. Dan singkatnya,  kalau menurut ekonomi , tindakan ekonomi  berkaitan dengan selera, kualitas dan harga dari barang dan jasa. Sebaliknya , menurut sosiologi , tindakan ekonomi sebagai suatu bentuk dari tindakan  sosial. Maksudnya tindkaan ekonomi dapat dilihat sebagai suatu tindakan sosial sejauh tindkaan tersebut memperhatikan tingkah laku orang lain, ataupun dnega cara saling bertukar pandnag , salang memberi senyuman, saling mengucap salam dan seterusnya.

3.     Hambatan pada Tindakan Ekonomi

 
Dalam pandangan ekonomi, tindakan ekonomi bibatasi oleh selera dan kelangkaan sumber daya termasuk teknologi.  Sedangkan dalam sosiologi, memperhatikan tidak hanya pengaruh kelangkaan sumber dyaa, tetapi juga aktor-aktor lain yang memudahkan, memperlancar, menghambat, dan membatasi tindakan ekonomi dalam pasar. Pada umumnya tindakan ekonomi terjadi dalam konteks hubungan dnegan orang atau kelompok lain. Oleh sebab itu, tindakan ekonomi dpat berlangsung dengan melibatkan, kerjasama, kepercayaan dan jaringan. Atau sebaliknya tindakan ekonomi dapat menghasilkan perselisihan, ketidakpercayaan dan pemutusan hubungan. Contohnya tukang buat kue ade merdu memiliki hubungan dengan seorang pedagang kelontong atau pedagang grosir. 


Hubungannyan pun tidak sekadar ekonomi, namun juga menjadi hubungan sosial. Misalnya ketika tukang buat kue ade kurang modal,  dia berhutang pada pedagang grosir. Hubungan inipun membentuk hubungan patron-klien, hubungan induk semang- anak semang. Konsekuensinya adalah menghambat pedagang lain yang ingin melakukan kerjasama atau membeli kue ade merdu dari seorang tukang buat kue tersebut. Dan pada umumnya perselisihan dalam dunia bisnis, bersumber  dari ketidakmampuan menjaga kepercayaan yang sama-sama dibangun. Pada akhirnya berdampak pada sempitnya ruang gerak tindakan ekonomi dari penerima kepercayaan dan bahkan menjadi tertutup.

4.     Hubungan Ekonomi dan Masyarakat
 
Pusat perhatian ekonom adalah pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Dan memndang masyarakat sebagai sesuatu yan telah ada. Sedangkan, dalam sosiologi memandang ekonomi sebagai bagian integral dari masyarakat.  Sehingga sosiolog melihat adanya keterkaitan antar berbagai faktor. Dengan demikian sosiologi ekonomi selalu memusatkan perhatian pada :

a. Analisis sosiologis terhadap ekonomi, misalnya proses pembentukan harga antara pelaku ekonomi, terbentuknya rasa saling percaya dalam suatu tindakan ekonomi atau proses terjadinya perselisihan dalam tindakan ekonomi.
b. Analisis hubungan dan interaksi antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat, seperti hubungan anatar aekonomi dan agama, pendidikan, stratifikasi sosial, atau politik.
c. Studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi dari masyarakat. Contohnya semangat kewirausahaan dari kalangan santri, kapital budaya pada masyarakat nelayan atau etos kerja dikalangan petambang .

5.     Tujuan Analisis Ekonomi

 
Dalam melakukan analisis, ekonomi lebih cenderung melakukan ramalan tentang masa depan dengan melihat kemungkinan atau kecenderungan yang akan terjadi  serta menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel. Sedangkan sosiologi lebih cenderung kepada deskripsi dan eksplanasi, snagat jarang melakukan prediksi. Artinya, dalam analisis ekonomi lebih menekankan kepada kedalaman suatu fenomena secara kualitas, apa yang ada dibalik kenyataan, dan melihat tembus terhadap realita yang ada.

6.     Penerapan Metode Ekonomi
Metode yang selalu digunakan dalam ekonomi adalah metode dengan penggunaan model-model dalam bentuk matematik dan ditujukan untuk penerapan hipotesa. Oleh karena itu, ekonom  sering menggunakan data resmi atau data sekunder karena tidak mempunyai data sendiri. Sedangkan sosiologi menggunakan metode yang berbeda satu sama lain seperti, hermeutik, etnografi, dan fenomenologi dan juga metode historis dan perbandingan dan para sosiolog lebih cenderung mencari data sendiri.

***
Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah berkunjung.

Tidak ada komentar untuk "Konsep Aktor dan Tindakan Ekonomi: Perbandingan Antara Pendekatan Ekonomi Dan Sosiologis"