Interaksi Sosial: Definisi, Ciri-cirinya dan Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Banyaknya kebutuhan hidup manusia mendorong individu satu bergaul dengan individu yang lain. Dalam pergaulan antarindividu, setiap individu melakukan tindakan tertentu agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Hal ini merupakan bukti bahwa individu membutuhkan keberadaan individu yang lain. Oleh karena itu, mereka menjalin hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Hubungan antarindividu mendorong dinamika kehidupan masyarakat. Proses tersebut menghasilkan kajian sosiologi tentang interaksi sosial. Bagaimana interaksi sosial yang berlangsung di masyarakat? Inilah yang akan kita pelajari sekarang.
1. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Hubungan itu terjadi karena manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya seorang diri. Coba bayangkan bila kalian hidup sendiri tanpa ada satu pun manusia di sekitar kalian. Bagaimana kalian bisa makan, berteduh, atau mengembangkan keturunan? Bagaimana kalian mempertahankan diri dari segala gangguan? Mustahil, ’kan? Dengan demikian, hubungan sosial antarmanusia terjalin dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Dalam hubungan itu satu sama lain saling memengaruhi. Seorang pedagang sayur membutuhkan jasa seorang sopir untuk mengangkut barang dagangannya ke pasar. Sebaliknya, sang sopir membutuhkan pedagang sayur agar ia dapat memperoleh uang secara halal dengan cara mengantarkannya ke pasar. Hubungan timbal balik seperti itu disebut interaksi sosial. Tepatnya, interaksi sosial dipahami sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya.
2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial ini dapat terjadi di pasar, di ladang, dalam rapat, atau di mana saja karena memang di dalam interaksi sosial, lokasi terjadinya tidak penting.
Ciri-ciri interaksi sosial sebagai berikut.
a. Dilakukan dua orang dan ada reaksi dari pihak lain.
b. Adanya kontak sosial dan komunikasi.
c. Bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan.
d. Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
e. Pola interaksi sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan kebutuhan yang nyata, efektivitas, efisiensi, penyesuaian diri pada kebenaran, penyesuaian pada norma, tidak memaksa mental, dan fisik.
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Agar interaksi dapat terjadi, dibutuhkan beberapa syarat. Menurut Gillin dan Gillin seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989), syarat terjadinya interaksi sosial berupa adanya kontak sosial dan komunikasi.
a. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari “con” atau “cum” yang artinya bersamasama dan kata “tsango” yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik belaka.
Kontak sosial mengacu pada hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti sentuhan, percakapan, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah memungkinkan terjadinya kontak sosial secara tidak langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari wujud kontak sosial dapat dibedakan menjadi:
a. Kontak antarindividu, kontak yang terjadi antara individu dengan individu. Misalnya, kontak antarteman, kontak anak dengan ibunya, kontak guru dengan siswanya, dan lain-lain.
b. Kontak antarkelompok, kontak yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Misalnya, kontak bisnis antar perusahaan.
c. Kontak antarindividu dengan kelompok, kontak yang terjadi antara individu dengan suatu kelompok tertentu. Misalnya, kontak calon anggota DPR dengan DPR sebagai lembaga legislatif.
Sedangkan dilihat dari langsung tidaknya kontak tersebut terjadi, kontak dibedakan menjadi:
a. Kontak primer, yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Kontak seperti itu disebut pula kontak langsung. Misalnya, tatap muka, saling memberikan senyum, dan lain-lain.
b. Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan timbal balik. Kontak seperti itu disebut pula kontak tidak langsung. Misalnya, seorang pengusaha yang meminta sekretarisnya untuk menyampaikan pesan kepada kliennya.
b. Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, “communicare” yang artinya memberi atau menanamkan. Kata communicare itu sendiri berakar dari kata “communis” yang artinya umum. Komunikasi mempunyai banyak makna. Secara sederhana bisa diartikan tidakan atau perbuatan mengirimkan atau meneruskan sesuatu.
Komunikasi merujuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau respons tertentu. Komunikasi muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi komunikasi). Selama ini kalian telah berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan kata-kata, gerak tubuh, mimik wajah, atau bentuk bahasa lainnya yang dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran kalian. Bagaimana kalian menunjukkan rasa gembira? Bagaimana pula cara kalian mengungkapkan kesedihan? Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung. Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima pesan disebut komunikan.
Demikian pembahasan singkat mengenai Interaksi Sosial: Definisi, Ciri-cirinya dan Syarat Terjadinya Interaksi Sosial. Semoga bermanfaat.
**
Sumber Referensi:
Ruswanto. 2009. Sosiologi SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman. 2009. Sosiologi : Kelas X untuk SMA / MA . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual : Untuk SMA & MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
1. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Hubungan itu terjadi karena manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya seorang diri. Coba bayangkan bila kalian hidup sendiri tanpa ada satu pun manusia di sekitar kalian. Bagaimana kalian bisa makan, berteduh, atau mengembangkan keturunan? Bagaimana kalian mempertahankan diri dari segala gangguan? Mustahil, ’kan? Dengan demikian, hubungan sosial antarmanusia terjalin dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bersama.
(Suasana pasar Aceh. Sumber gambar: hikayatbanda)
Dalam hubungan itu satu sama lain saling memengaruhi. Seorang pedagang sayur membutuhkan jasa seorang sopir untuk mengangkut barang dagangannya ke pasar. Sebaliknya, sang sopir membutuhkan pedagang sayur agar ia dapat memperoleh uang secara halal dengan cara mengantarkannya ke pasar. Hubungan timbal balik seperti itu disebut interaksi sosial. Tepatnya, interaksi sosial dipahami sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya.
2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial ini dapat terjadi di pasar, di ladang, dalam rapat, atau di mana saja karena memang di dalam interaksi sosial, lokasi terjadinya tidak penting.
Ciri-ciri interaksi sosial sebagai berikut.
a. Dilakukan dua orang dan ada reaksi dari pihak lain.
b. Adanya kontak sosial dan komunikasi.
c. Bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan.
d. Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
e. Pola interaksi sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan kebutuhan yang nyata, efektivitas, efisiensi, penyesuaian diri pada kebenaran, penyesuaian pada norma, tidak memaksa mental, dan fisik.
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Agar interaksi dapat terjadi, dibutuhkan beberapa syarat. Menurut Gillin dan Gillin seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989), syarat terjadinya interaksi sosial berupa adanya kontak sosial dan komunikasi.
a. Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari “con” atau “cum” yang artinya bersamasama dan kata “tsango” yang artinya menyentuh. Jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Tetapi dalam sosiologi, kata kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik belaka.
Kontak sosial mengacu pada hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti sentuhan, percakapan, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah memungkinkan terjadinya kontak sosial secara tidak langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari wujud kontak sosial dapat dibedakan menjadi:
a. Kontak antarindividu, kontak yang terjadi antara individu dengan individu. Misalnya, kontak antarteman, kontak anak dengan ibunya, kontak guru dengan siswanya, dan lain-lain.
b. Kontak antarkelompok, kontak yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Misalnya, kontak bisnis antar perusahaan.
c. Kontak antarindividu dengan kelompok, kontak yang terjadi antara individu dengan suatu kelompok tertentu. Misalnya, kontak calon anggota DPR dengan DPR sebagai lembaga legislatif.
Sedangkan dilihat dari langsung tidaknya kontak tersebut terjadi, kontak dibedakan menjadi:
a. Kontak primer, yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung. Kontak seperti itu disebut pula kontak langsung. Misalnya, tatap muka, saling memberikan senyum, dan lain-lain.
b. Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan timbal balik. Kontak seperti itu disebut pula kontak tidak langsung. Misalnya, seorang pengusaha yang meminta sekretarisnya untuk menyampaikan pesan kepada kliennya.
b. Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, “communicare” yang artinya memberi atau menanamkan. Kata communicare itu sendiri berakar dari kata “communis” yang artinya umum. Komunikasi mempunyai banyak makna. Secara sederhana bisa diartikan tidakan atau perbuatan mengirimkan atau meneruskan sesuatu.
Komunikasi merujuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau respons tertentu. Komunikasi muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi komunikasi). Selama ini kalian telah berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan kata-kata, gerak tubuh, mimik wajah, atau bentuk bahasa lainnya yang dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran kalian. Bagaimana kalian menunjukkan rasa gembira? Bagaimana pula cara kalian mengungkapkan kesedihan? Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung. Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima pesan disebut komunikan.
Demikian pembahasan singkat mengenai Interaksi Sosial: Definisi, Ciri-cirinya dan Syarat Terjadinya Interaksi Sosial. Semoga bermanfaat.
**
Sumber Referensi:
Ruswanto. 2009. Sosiologi SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman. 2009. Sosiologi : Kelas X untuk SMA / MA . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual : Untuk SMA & MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar untuk "Interaksi Sosial: Definisi, Ciri-cirinya dan Syarat Terjadinya Interaksi Sosial"
Posting Komentar