Materi Sosialiasi dan Pembentukan Kepribadian #Lengkap

Pengertiannya

Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi apabila seseorang mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku kelompoknya. Peter L. Berger, sosiolog dari Amerika Serikat menjelaskan bahwa sosialisasi adalah proses pada seorang anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat. 


Adapun yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma ataupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, anak itu dapat menjadi anggota masyarakat. Ia akan dapat menyelaraskan dirinya dengan lingkungan masyarakatnya. 

Sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaan suatu masyarakat. 

Tujuan Sosialisasi

Tujuan sosialisasi sebagai berikut. 
1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat. 
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien. 
3. Membuat seseorang mampu mengembalikan fungsi-fungsi melalui latihan introspeksi yang tepat. 
4. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat. 

Di samping proses sosialisasi masyarakat juga terjadi proses enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu mempelajari kebudayaan sendiri dengan cara mempelajari adat istiadat, bahasa, seni, agama, dan kepercayaan yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakat. 

Proses sosialisasi dan enkulturasi berlangsung dari generasi tua ke generasi muda melalui tahapan tertentu. Misalnya, seorang anak mempelajari kehidupan dimulai dari lingkungan keluarganya, meluas ke tetangga, teman sebaya, dan lingkungan sekolah.

Agen-agen Sosialisasi

1. Keluarga
Proses sosialisasi sebetulnya berawal dari dalam keluarga. Bagi anak-anak yang masih kecil, situasi dunia adalah keluarganya sendiri. Persepsi mereka mengenai dirinya, dunia, dan masyarakat di sekelilingnya secara langsung dipengaruhi oleh sikap serta keyakinan keluarga mereka. Keluarga mengajarkan nilai-nilai yang kemudian dimiliki oleh individu dan berbagai norma yang mesti dilakukan oleh seseorang. 

jadi bukti bahwa keluarga merupakan salah satu lembaga sosialisasi. Sosialisasi dalam keluarga tidak hanya dilakukan oleh ayah dan ibu saja. Anggota keluarga lainnya dapat berperan aktif pula sehingga nilai dan norma sosial tidak hanya diperoleh seorang anak dari kedua orang tua saja. 

2. Sekolah
Nilai sosial dan norma sosial juga dipelajari individu dari lembaga pendidikan tempat dia belajar. Mengapa sekolah menjadi salah satu agen sosialisasi bagi individu? Alasannya karena belajar di sekolah merupakan tuntutan kemajuan masyarakat, dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Pada masyarakat tradisional, fungsi pendidikan diemban oleh keluarga. Namun pada masyarakat modern, fungsi pendidikan dijalankan oleh sekolah. Begitu pentingnya sekolah sebagai media sosialisasi sehingga profesi penting dalam masyarakat seperti dokter, insinyur, atau ahli hukum ditentukan oleh berhasil tidaknya seseorang menjalani pendidikan di sekolah. 

3. Teman Sepermainan
 Teman sepermainan ternyata berperan besar dalam sosialisasi. Siapakah yang dimaksud dengan teman sepermainan? Mereka adalah teman-teman yang sebaya dan berinteraksi secara intensif denganmu. Bagaimana interaksi yang terjalin di antara kalian? Hal-hal apa yang menjadi perhatian kalian? Apakah yang kamu rasakan ketika membahas hal-hal itu dengan teman sebayamu itu? 

Walaupun teman sepermainan bertujuan utama untuk rekreasi, namun mereka berpengaruh besar terhadap perkembangan pribadimu. Di kelompok ini individu tanpa sadar belajar berbagai hal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Individu bebas berinteraksi tanpa pengawasan langsung dari orang tua, guru, atau orang lain. Nah, sering remaja seusiamu mengenal hal-hal buruk dari teman sepermainan pula. Misalnya, mengonsumsi narkoba atau melakukan kehidupan seks bebas.

4. Media Massa
 Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, tabloid, film, dan lain-lain menyajikan model peran yang dapat ditiru oleh individu untuk membangun jati dirinya. Perilaku masyarakat pun dapat berubah karena tayangan media massa. Dengan demikian, media massa dapat memperkuat ataupun merusak norma-norma melalui penyajian informasi yang seolah-olah mewakili gambaran masyarakat yang benar.

5. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja seseorang dapat membentuk kepribadian seseorang. Proses sosialisasi tersebut dapat pula berlangsung pada lingkungan kerja dari masing-masing individu misalnya: di lingkungan ABRI, pedagang, pengusaha, nelayan, buruh, dan lain-lain.

Tahap-tahap Sosialisasi

Keberhasilan sosialisasi sangat ditentukan oleh kebudayaan suatu masyarakat. Oleh karena itu, sosialisasi pada masyarakat yang satu berbeda dengan sosialisasi masyarakat yang lain. Misalnya, pola pengasuhan pada masyarakat desa berbeda dengan pola pengasuhan pada masyarakat kota. Begitu juga sosialisasi anak orang miskin berbeda dengan sosialisasi anak orang kaya. 

Proses sosialisasi terjadi melalui tiga tahap sebagai berikut. 
a. Tahap Pertama (Play Stage)
Pada tahap pertama, anak mulai belajar mengambil peranan orangorang di sekelilingnya, terutama orang yang paling dekat dengan keluarganya, seperti ayah, ibu, saudara, kakek, dan nenek.

b. Tahap Kedua (Game Stage)
Pada tahap kedua, anak mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain. Apabila anak bermain dalam suatu pertandingan sepak bola, ia tidak hanya mengetahui apa yang diharapkan orang lain darinya, tetapi juga sesuatu yang diharapkan dari orang lain ikut bermain. Ketika bermain sebagai penjaga gawang anak juga mengetahui peranan-peranan yang dijalankan oleh pemain lain, baik kawan, lawan, wasit, hakim garis, maupun kiper.

c. Tahap Ketiga (Generalized Other)
Pada tahap ketiga, anak dianggap mampu mengambil peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat luas. Misalnya, seorang anak perempuan yang telah memahami peranan yang dijalankan oleh ibunya dan memahami peranan sebagai pengurus OSIS di sekolah. 


Fungsi Sosialisasi

Adapun fungsi sosialisasi dalam pembentukan peran dan status sosial, antara lain: 
a. dapat mempelajari dan menghayati norma-norma kelompok ia hidup; 
b. dapat mengenal lingkungan yang lebih luas di masyarakat; 
c. dapat mengenal peranan-peranan anggota masyarakat; 
d. dapat mengenal tentang status sosialnya di masyarakat; 
e. dapat mengembangkan kemampuannya sesuai peran dan status sosialnya.


**
Sumber Rerefensi:
Joko Sri Sukardi, Arif Rohman. 2009. Sosiologi  : Kelas X untuk SMA / MA / oleh . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 

Tidak ada komentar untuk "Materi Sosialiasi dan Pembentukan Kepribadian #Lengkap"