Prinsip Kepemimpinan Ala Rasulullah


Menjadi pemimpin adalah sebuah amanah. Bukan hanya sekedar amanah yang bisa dipermainkan tetapi amanah yang wajib dipertanggung jawabkan.

Dipertanggung jawabkan dihadapan bawahan/karyawan, masyarakat dan tentunya dihadapan Allah SWT. Nah, sebagai seorang pemimpin tentunya kita memiliki sosok yang kita jadikan motivasi atau role model.

Banyak para pemimpin yang mengidolakan pemimpin dunia seperti Hittler, Obama dll sehingga meniru prinsip-prinsip kepemimpinan yang mereka jalani.

Akan tetapi, tahukah Anda bahwa sebagai umat muslim kita sebenarnya memiliki tauladan pemimpin sejati yang telah ada sebelum Obama atau Hittler ada didunia ini.

Sosok pemimpin ini telah terbukti mampu memimpin banyak kelompok dan golongan, menyatukan yang pecah dan menyelesaikan solusi yang bermasalah tanpa menggunakan kekerasan.

Yaitu beliau Baginda Rasulullah yang merupakan pemimpin sejati, contoh bagai seluruh pemimpin muslim bahkan karena prinsip kepemimpinannya yang benar-benar terbukti hingga banyak pemimpin dunia non muslim yang tak bisa menyangkal dan mengidolakan Rasulullah sebagai pemimpin terbaik.

Memang bisa ditebak bahwa prinsip-prinsip yang dilakukan Rasulullah adalah prinsip-prinsip sederhana yaitu menanamkan akhlaqul karimah dalam kepemimpinanya.

Tetapi tak hanya itu saja yang ditekankan Rasulullah dalam menjalankan kepemimpinan Rasulullah. Ada sebuah strategi kepemimpinan Rasulullah yang sangat terkenal yakni memulai dari diri sendiri.

Kualitas Personal

Ya, dimulai dari diri sendiri. Sebelum Rasulullah memimpin rakyatnya, beliau berusaha memimpin dirinya sendiri.

Sebelum menerapkan tugas dan perintah kepada rakyatnya beliau menerapkanya dan menjalaninya terlebih dahulu, menyempurnakan apa yang beliau jalankan dan barulah menjadi contoh untuk seluruh rakyatnya.

Nah, langkah pertama dalam strategi tersebut adalah beliau membangun kualitas personal seorang pemimpin dengan sangat maksimal.

Dimana sebagai seorang pemimpin beliau memang dikenal dengan 4 sifat dasar yaitu amanah, tabligh, siddiq dan fathanah.

Amanah artinya dapat dipercaya, sebelum menuntut rakyatnya untuk bisa dipercaya beliau terlebih dahulu memberi contoh bahwa beliau adalah seorang pemimpin yang dapat dipercaya.

Tidak hanya memberikan janji kepada rakyat, menerima beban yang di limpahkan oleh rakyat dan menyelesaikanya sesuai janji yang telah beliau sampaikan.

Dan tidak pernah sekalipun menyepelekan kepercayaan rakyat dengan kepemimpinannya.

Tabligh yaitu menyampaikan apa adanya semua yang memang harus diketahui oleh rakyatnya, bahasa saat ini mungkin mengacu pada transparansi sebuah kepemimpinan.

Sudah jelas bukan, sebelum para pakar pemimpin dunia menemukan pentingnya transparansi dalam sebuah kepemimpinan, kepemimpinan Rasulullahterlebih dahulu menggunakan prisip tersebut.

Siddiq artinya jujur, merupakan yang paling utama yang harus mengiringi sikap amanah dan tabligh. Tidak menutupi apa yang sebenarnya.

Berkata baik jika memang yang terjadi adalah baik dan berkata yang sesungguhnya jika situasi yang terjadi memang sedang sulit.

Fathanah atau cerdas, jika dilihat memang tidak akan mampu seorang pemimpin menjalani 3 sifat diatas tanpa diiringi dengan kecerdasan yang tinggi.

Kecerdasan dalam menyelesaikan masalah, menemukan solusi dan menyampaikan kepada rakyat.

Integritas Tinggi

Rosulullah adalah sosok pemimpin yang memiliki integritas tinggi dalam menjalankan kepemimpinan Rasulullah.

Berpegang teguh dengan apa yang menjadi tujuanya untuk kepentingan dan kebaikan rakyat.

Menjalankan semua sesuai prosedur dan aturan yang benar, bersikap adil dan tegas sehingga tak ada yang mampu menggoyahkan dan merubah tujuan mulianya memimpin rakyat, menciptakan ketenangan dan kedamaian.

Hubungan Baik

Saya rasa inilah salah satu tiang kepemimpinan Rasulullah yang jika ditiru oleh seluruh pemimpin di dunia akan mampu menciptakan yang namanya ketertiban dan kedamaian dunia.

Rasulullah adalah sosok pemimpin yang sangat mengedepankan keakraban dengan para pendampingnya, orang-orang yang berada di sayap kanan dan kiri Rasulullah dalam menjalankan pemerintahan.

Beliau tidak pernah menggunakan istilah bawahan, karyawan, terlebih pembantu. Beliau lebih menggunakan istilah sahabat. Sebuah istilah yang memberikan kehormatan tersendiri bagi siapa saja yang menyandangnya.

Jika difikir secara logika hanya orang-orang tercela yang tega menghianati sahabatnya sendiri bukan?

Tidak Memanfaatkan Kepemimpinan Untuk Kepentingan Pribadi

Ketika Rasulullah wafat, tak ada harta atau benda yang beliau tinggalkan untuk keturunannya. Melainkan sebuah tauladan dan ilmu yang tiada habis digilas jaman.

Bahkan dalam sebuah riwayat lain diberitakan bahwa beliau meninggal dengan meninggalkan sebuah doa dimana beliau berdoa agar ketika dibangkitkan di akhirat nanti dibangkitkan bersama orang-orang yang miskin.

Karena kekayaan dan jabatan sama sekali bukan jaminan untuk mendapatkan ridha Allah.

***
Sumber:
https://borobudurtraining.com/

Tidak ada komentar untuk "Prinsip Kepemimpinan Ala Rasulullah"