Bentuk-bentuk Modal Sosial dan Unsur-unsur Modal Sosial
Coleman (2009 : 418) mengemukakan bahwa modal sosial ditetapkan berdasarkan fungsinya, yaitu :
“Modal sosial bersifat produktif, yang memungkinkan pencapaian beberapa tujuan yang tidak dapat dicapai tanpa keberadaannya. Seperti modal fisik dan modal manusia, modal sosial tidak sepenuhnya dapat ditukar, tetapi dapat ditukar terkait dengan aktivitas-aktivitas tertentu. Bentuk modal sosial tertentu yang bernilai untuk memudahkan beberapa tindakan bisa jadi tidak berguna atau merugikan orang lain.
Tidak seperti bentuk modal lainnya, modal sosial melekat pada struktur relasi di antara orang dan di kalangan orang”.
Bentuk-bentuk Modal Sosial
Bentuk-bentuk modal sosial menurut Coleman (2009 : 421 – 432) adalah 1) kewajiban dan ekspektasi, 2) potensi informasi, 3) norma dan sanksi efektif, 4) relasi wewenang, 5) organisasi sosial yang dapat disesuaikan dan 6) organisasi yang disengaja. Sama halnya terhadap modal alam, modal fisik dan modal lainnya yang dapat digunakan dan dikembangkan namun sekaligus dapat terjadi pengrusakan maka menurut Coleman (2009 : 439 – 444) modal sosial dapat diciptakan, dipelihara dan dirusak oleh konsekuensi keputusan para individu itu sendiri.
Faktor-faktor yang dapat menciptakan, memelihara sekaligus merusak modal sosial adalah :
a. Penutupan
Penutupan yang dimaksud di sini adalah dapat berupa penutupan terhadap jaringan sosial, penutupan terhadap kepercayaan (trust), penutupan terhadap sistem atau penutupan terhadap komunitas. Sebagai contoh : suatu komunitas yang tertutup bagi kehadiran orang dari luar memungkinkan mereka untuk mampu memelihara dan mempertahankan secara ketat nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku serta mengendalikan perilaku anggotanya.
Di sisi lain, komunitas yang menutup diri terhadap kehadiran orang luar menyebabkan rusaknya modal sosial antar kelompok dan berpotensi terhadap punahnya komunitas tersebut karena pada saat terjadi bencana, ancaman atau serangan dalam skala yang besar maka pihak luar tidak dapat membantu atau bantuan yang diberikan tidak sesuai karena karakteristik komunitas yang sangat tertutup tersebut.
b. Stabilitas
Stabilitas yang dimaksud oleh Coleman (2009 : 442) adalah stabilitas struktur sosial. Setiap bentuk modal sosial sangat tergantung pada stabilitas, kecuali modal sosial yang berasal dari organisasi resmi yang strukturnya berdasarkan posisi. Kekacauan suatu organisasi sosial atau relasi sosial dapat sangat merusak modal sosial.
c. Ideologi
Coleman (2009 : 422) menjelaskan bahwa sebuah ideologi dapat menciptakan modal sosial dengan menuntut individu yang memiliki modal sosial agar bertindak demi kepentingan sesuatu atau seseorang selain dirinya sendiri. Faktor ideologi ini dapat sangat mudah dilihat pada modal sosial yang berdasarkan ideologi suatu agama.
d. Kelas dan Kekayaan
Kelas dan kekayaan digolongkan oleh Coleman (2009 : 423) sebagai faktor-faktor lain yang dapat menciptakan dan juga merusak modal sosial. Contoh yang dikemukakan oleh Coleman dan dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari adalah perbedaan kelas kekayaan seseorang yang menimbulkan kecenderungan sikap individualisme dan eksklusifif.
“Modal sosial bersifat produktif, yang memungkinkan pencapaian beberapa tujuan yang tidak dapat dicapai tanpa keberadaannya. Seperti modal fisik dan modal manusia, modal sosial tidak sepenuhnya dapat ditukar, tetapi dapat ditukar terkait dengan aktivitas-aktivitas tertentu. Bentuk modal sosial tertentu yang bernilai untuk memudahkan beberapa tindakan bisa jadi tidak berguna atau merugikan orang lain.
Tidak seperti bentuk modal lainnya, modal sosial melekat pada struktur relasi di antara orang dan di kalangan orang”.
Bentuk-bentuk Modal Sosial
Bentuk-bentuk modal sosial menurut Coleman (2009 : 421 – 432) adalah 1) kewajiban dan ekspektasi, 2) potensi informasi, 3) norma dan sanksi efektif, 4) relasi wewenang, 5) organisasi sosial yang dapat disesuaikan dan 6) organisasi yang disengaja. Sama halnya terhadap modal alam, modal fisik dan modal lainnya yang dapat digunakan dan dikembangkan namun sekaligus dapat terjadi pengrusakan maka menurut Coleman (2009 : 439 – 444) modal sosial dapat diciptakan, dipelihara dan dirusak oleh konsekuensi keputusan para individu itu sendiri.
Faktor-faktor yang dapat menciptakan, memelihara sekaligus merusak modal sosial adalah :
a. Penutupan
Penutupan yang dimaksud di sini adalah dapat berupa penutupan terhadap jaringan sosial, penutupan terhadap kepercayaan (trust), penutupan terhadap sistem atau penutupan terhadap komunitas. Sebagai contoh : suatu komunitas yang tertutup bagi kehadiran orang dari luar memungkinkan mereka untuk mampu memelihara dan mempertahankan secara ketat nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku serta mengendalikan perilaku anggotanya.
Di sisi lain, komunitas yang menutup diri terhadap kehadiran orang luar menyebabkan rusaknya modal sosial antar kelompok dan berpotensi terhadap punahnya komunitas tersebut karena pada saat terjadi bencana, ancaman atau serangan dalam skala yang besar maka pihak luar tidak dapat membantu atau bantuan yang diberikan tidak sesuai karena karakteristik komunitas yang sangat tertutup tersebut.
b. Stabilitas
Stabilitas yang dimaksud oleh Coleman (2009 : 442) adalah stabilitas struktur sosial. Setiap bentuk modal sosial sangat tergantung pada stabilitas, kecuali modal sosial yang berasal dari organisasi resmi yang strukturnya berdasarkan posisi. Kekacauan suatu organisasi sosial atau relasi sosial dapat sangat merusak modal sosial.
c. Ideologi
Coleman (2009 : 422) menjelaskan bahwa sebuah ideologi dapat menciptakan modal sosial dengan menuntut individu yang memiliki modal sosial agar bertindak demi kepentingan sesuatu atau seseorang selain dirinya sendiri. Faktor ideologi ini dapat sangat mudah dilihat pada modal sosial yang berdasarkan ideologi suatu agama.
d. Kelas dan Kekayaan
Kelas dan kekayaan digolongkan oleh Coleman (2009 : 423) sebagai faktor-faktor lain yang dapat menciptakan dan juga merusak modal sosial. Contoh yang dikemukakan oleh Coleman dan dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari adalah perbedaan kelas kekayaan seseorang yang menimbulkan kecenderungan sikap individualisme dan eksklusifif.
Unsur-unsur Modal Sosial
Menurut Hasbullah (2006 : 9 – 16), unsur-unsur pokok modal sosial adalah : 1) partisipasi dalam suatu jaringan, 2) imbal balik (resiprocity), 3) kepercayaan (trust), 4) norma-norma sosial, 5) nilai-nilai dan 6) tindakan yang proaktif.
a. Partisipasi dalam suatu jaringan
Kemampuan orang atau individu atau anggota-anggota komunitas untuk melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk membangun modal sosial. Manusia mempunyai kebebasan untuk bersikap, berperilaku dan menentukan dirinya sendiri dengan kekuatan yang dimilikinya. Pada saat seseorang meleburkan diri dalam jaringan sosial dan menyinergiskan kekuatannya maka secara langsung maupun tidak, ia telah menambahkan kekuatan ke dalam jaringan tersebut. Sebaliknya, dengan menjadi bagian aktif dalam suatu jaringan, seseorang akan memperoleh kekuatan tambahan dari jaringan tersebut.
b. Hubungan Timbal Balik (Reciprocity)
Modal sosial selalu diwarnai oleh kecenderungan saling bertukar kebaikan di antara individu-individu yang menjadi bagian atau anggota jaringan. Hubungan timbal balik ini juga dapat diasumsikan sebagai saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain. Modal sosial tidak hanya didapati pada kelompok-kelompok masyarakat yang sudah maju atau mapan. Dalam kelompok-kelompok yang menyandang masalah sosial sekalipun, modal sosial merupakan salah satu modal yang membuat mereka menjadi kuat dan dapat melangsungkan hidupnya.
c. Rasa Percaya (Trust)
Hasbullah (2006 : 11) mengatakan bahwa “rasa percaya adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosial yang didasari perasaan yakin bahwa orang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan selalu bertindak dalam suatu pola yang saling mendukung”. Rasa percaya menjadi pilar kekuatan dalam modal sosial. Seseorang akan mau melakukan apa saja untuk orang lain kalau ia yakin bahwa orang tersebut akan membawanya ke arah yang lebih baik atau ke arah yang ia inginkan.
Rasa percaya dapat membuat orang bertindak sebagaimana yang diarahkan oleh orang lain karena ia meyakini bahwa tindakan yang disarankan orang lain tersebut merupakan salah satu bentuk pembuktian kepercayaan yang diberikan kepadanya. Rasa percaya tidak muncul tiba-tiba. Keyakinan pada diri seseorang atau sekelompok orang muncul dari kondisi terus menerus yang berlangsung secara alamiah ataupun buatan (dikondisikan). Rasa percaya bisa diwariskan tetapi harus dipelihara dan dikembangkan karena rasa percaya bukan merupakan suatu hal yang absolut.
d. Norma Sosial
Norma-norma sosial merupakan seperangkat aturan tertulis dan tidak tertulis yang disepakati oleh anggota-anggota suatu komunitas untuk mengontrol tingkah laku semua anggota dalam komunitas tersebut. Norma sosial berlaku kolektif. Norma sosial dalam suatu komunitas bisa saja sama dengan norma sosial di komunitas lain tetapi tidak semua bentuk perwujudan atau tindakan norma sosial bisa digeneralisir.
Norma sosial mempunyai konsekuensi. Ketidaktaatan terhadap norma atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku menyebabkan seseorang dikenai sanksi. Bentuk sanksi terhadap pelanggaran norma dapat berupa tindakan (hukuman) dan bisa berupa sanksi sosial yang lebih sering ditunjukkan dalam bentuk sikap, seperti penolakan atau tidak melibatkan seseorang yang melanggar norma, untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan komunitas.
e. Nilai-nilai
Menurut Hasbullah (2006 : 14), “nilai adalah suatu ide yang dianggap benar dan penting oleh anggota komunitas dan diwariskan secara turun temurun”. Nilai-nilai tersebut antara lain mengenai etos kerja (kerja keras), harmoni (keselarasan), kompetisi dan prestasi. Selain sebagai ide, nilai-nilai juga menjadi motor penggerak bagi anggota-anggota komunitas. Nilai-nilai kesetiakawanan adalah ide yang menggerakkan anggota komunitas untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama. Pada banyak komunitas, nilai prestasi merupakan tenaga pendorong yang menguatkan anggotanya untuk bekerja lebih keras guna mencapai hasil yang membanggakan.
f. Tindakan yang proaktif
Keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk terlibat dan melakukan tindakan bagi kelompoknya adalah salah satu unsur yang penting dalam modal sosial. Tindakan yang proaktif tidak terbatas pada partisipasi dalam artian kehadiran dan menjadi bagian kelompok tetapi lebih berupa kontribusi nyata dalam berbagai bentuk. Tindakan proaktif dalam konteks modal sosial dilakukan oleh anggota tidak semata-mata untuk menambah kekayaan secara materi melainkan untuk memperkaya hubungan kekerabatan, meningkatkan intensitas kekerabatan serta mewujudkan tujuan dan harapan bersama. Keterikatan yang kuat dan saling mempengaruhi antar anggota dalam suatu komunitas menjadi penggerak sekaligus memberi peluang kepada setiap anggota untuk bertindak proaktif. Tindakan proaktif juga dapat diartikan sebagai upaya saling membagi energi di antara anggota komunitas.
Baca juga:
Modal Sosial Pada Pemberdayaan Masyarakat (social capital for civil society)
Tipologi Pedesaan Dalam Perspektif Sosiologi Pedesaan
Dari telaahan terhadap pendapat para ahli dan pemikiran-pemikiran mengenai modal sosial, dipandang perlu untuk mengkaji modal sosial di lokasi penelitian bersama-sama dengan komunitas itu sendiri. Pengkajian ini dimaksudkan agar komunitas mengenali dan memahami unsur-unsur modal sosial yang dipandang dapat mendukung program pemberdayaan. Selanjutnya, pengembangan modal sosial dalam komunitas bertujuan untuk memodifikasi unsur-unsur yang dianggap akan menghambat pemberdayaan. Meminta warga untuk memodifikasi atau mengurangi unsur-unsur yang kurang menguntungkan dalam modal sosial komunitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan mungkin akan mendapat penolakan.
Oleh karena itu, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan adalah meningkatkan kesadaran komunitas terhadap tantangan dan perubahan yang datang dari luar serta memotivasi warga untuk menggunakan modal sosialnya dalam mengatasi berbagai tantangan dan perubahan tersebut.
Tidak ada komentar untuk "Bentuk-bentuk Modal Sosial dan Unsur-unsur Modal Sosial "
Posting Komentar