Penyebab dan Cara Mengatasi Kepribadian Ganda
Pengertian Kepribadian Ganda
Kelainan psikologi kepribadian ganda atau yang dulu biasa disebut sebagai Multiple Personality Disorder, sekarang mendapat sebutan atau istilah baru yaitu Dissociative Identity Disorder atau DID.
Dissociative Identity Disorder atau DID adalah kondisi berat dimana kepribadian seseorang terbagi menjadi dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Salah satu kepribadian dapat mengambil alih kepribadian utama dalam suatu individu atau seseorang.
Kondisi ini termasuk sebuah kondisi yang langka dimana seorang penderitanya biasanya merupakan korban kekerasan di masa lalunya. Penderita biasanya menyatakan mengalami kehilangan memori ketika kepribadian lainnya mengambil alih.
Masing – masing kepribadian dapat memiliki ingatan yang spesifik dan juga sifat yang spesifik dalam tubuh satu orang. Dalam beberapa kasus, kepribadian – kepribadian tersebut dapat menunjukkan hasil pemeriksaan medis yang berbeda – beda.
Ilustrasi kepribadian ganda
Ilustrasi kepribadian ganda
Perkembangan Psikologi Kepribadian Ganda
Menurut sebagian orang, kasus kepribadian ganda dapat ditelusuri sampai ke masa Paleolitik melalui lukisan di dinding gua tentang sesosok shaman atau dukun purba. Sebagian orang lagi menganggap kejadian kesurupan sebagai salah satu bentuk dari kasus kepribadian ganda. Studi tentang kepribadian ganda adalah salah satu hal yang dipelajari paling awal dalam kajian tentang penyimpangan psikologis.
Orang pertama yang didiagnosa mengalami gangguan psikologi kepribadian ganda adalah Louis Auguste Vivetpada tahun 1882. Melalui serangkaian kejadian, ditemukan bahwa ia memiliki 10 kepribadian yang berbeda, masing – masing memiliki karakter, ingatan, dan gejala somatik yang berbeda pula.
Kajian serius tentang kepribadian ganda dilakukan oleh seorang Perancis bernama Pierre Janet pada tahun 1883. Seorang dokter lokal memperkenalkan pasiennya yang mempunyai tiga macam kepribadian bernama Leonie berusia 45 tahun kepada Pierre Janet.
Selalu ada beberapa orang ahli yang berusaha memberikan diagnosa yang menonjol terhadap Dissosiative Identity Disorder. Namun, walaupun telah ada definisi yang akurat, kepribadian ganda masih sering disalah artikan sebagai kelainan psikologi lainnya, seperti Histeria atau Skizophrenia.
Barulah pada tahun 1970an, diagnosa penyakit kepribadian ganda ini menjadi populer karena terbitnya buku berjudul Sybil, yang bercerita tentang seorang wanita yang terkena gangguan tersebut. Pada kurun waktu ini, jumlah diagnosa meningkat tajam dibandingkan waktu – waktu lainnya.
Pada tahun 1932/1949, karya tulis dari Ferenczi berjudul ‘Confusion of Tongues’ menyatakan bahwa teori mengenai pembagian kepribadian berhubungan erat dengan trauma penyiksaan masa kecil. Namun karena teori skizophrenia masih lebih populer, maka sedikit perhatian yang diberikan pada teori ini.
Situasi tersebut baru berubah ketika terdapat kasus shell shock atau sakit syaraf karena pertempuran pada sebagian prajurit dan kasus posttraumatic stress disorder(PTSD) pada wanita dan anak kecil korban kekerasan. Setelahnya, studi kasus lebih dititik beratkan kepada penyimpangan kepribadian secara khusus oleh para ahli.
Ciri – ciri Orang Berkepribadian Ganda
Tanpa mengenali tanda – tanda, ciri atau gejala yang tepat, kita tidak bisa begitu saja menyatakan bahwa seseorang menderita kelainan psikologi kepribadian ganda. Sebagai acuan berikut ini ada beberapa ciri yang bisa terlihat untuk mengukur apakah seorang individu mengalami gangguan tersebut, yaitu:
- Orang yang mengidap kepribadian ganda umumnya memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Setiap kepribadian juga memiliki pola pikir, cara berbicara, karakter, jenis kelamin, usia dan bahkan ras. Semua kepribadian berbeda ini bisa terdapat di dalam satu individu.
- Perilaku orang tersebut berulang kali diambil alih oleh kepribadiannya yang lain.
- Gangguan yang terjadi pada seseorang bukan disebabkan karena faktor luar seperti alkohol, obat – obatan atau juga kondisi yang berkaitan dengan medis seperti demam.
- Sering mengalami ingatan yang hilang, yaitu ada beberapa jeda waktu dalam kehidupannya yang tidak bisa diingat oleh si penderita atau ketidak mampuan mengingat beberapa informasi penting mengenai dirinya. Hal ini berbeda dengan lupa yang biasa terjadi.
- Ada tindakan yang tidak disadari, yang biasanya dikeluhkan orang lain tetapi tidak diingat.
- Gangguan kepribadian meliputi gangguan sensorik, perubahan perilaku, kesadaran, ingatan, persepsi, kognisi dan fungsi motorik.
- Gejala – gejala ini biasanya mengganggu kehidupan sosial dan juga pekerjaan penderita, atau juga bidang kehidupannya yang lain.
- Sering mendengar suara – suara di dalam kepalanya, inilah sebabnya gangguan kepribadian ganda sering disamakan dengan skizophrenia. Padahal, keduanya sangat berbeda. Skizophrenia adalah gangguan dimana penderitanya sering berhalusinasi, yaitu melihat dan mendengar sesuatu hal yang tidak ada. Penderita skizophrenia tidak mengalami kepribadian ganda.
- Sering mengalami rasa panik, cemas yang berlebih dan mengalami insomnia, juga mudah marah, sedih dan merasa depresi.
- Sering mengalami sakit kepala atau rasa sakit fisik lainnya, terutama ketika individu yang lain sedang mengambil alih. Juga memiliki kecenderungan untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.
- Terkadang merasa terpisah dengan tubuhnya sendiri, mengalami dorongan emosi atau impuls yang tidak bisa dikendalikan atau merasa kehilangan kendali terhadap dirinya.
- Walaupun biasanya berkembang pada masa kanak – kanak, namun Dissociative Identity Disorder jarang didiagnosa hingga masa dewasa. Gangguan kepribadian ini jauh lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki – laki. Komplikasi lain yang biasa terjadi pada individu yang menderita kepribadian ganda yaitu seperti disfungsi seksual, mengalami kelainan pola makan, kejang non epilepsi, tidur berjalan, dan penyalahgunaan alkohol serta obat – obatan.
Mengapa ada sebagian orang yang mengalami gangguan ini sementara yang lainnya dengan latar belakang atau masa lalu yang sama tidak mengalaminya, belum sepenuhnya dimengerti. Namun sebagian besar penderita DID dilaporkan pernah mengalami kekerasan baik berupa fisik dan seksual terutama pada masa kanak – kanak. Trauma juga bisa terjadi karena kasus kecelakaan, bencana alam, dan juga peperangan.
Cara Mengatasi Kepribadian Ganda
Pengobatan utama untuk gangguan kepribadian ganda adalah dengan melalui perawatan jangka panjang. Tujuan dari perawatan jangka panjang ini adalah untuk mengenali kepribadian lainnya dan menghancurkan serta menyatukannya dengan pribadi awal.
Dengan kata lain, terapi yang dilakukan bertujuan untuk berusaha mensinkronkan kepribadian – kepribadian yang ada menjadi satu. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum menjalankan terapi, yaitu:
1. Evaluasi
Langkah pertama untuk menentukan terapi yang tepat adalah melakukan evaluasi yang menyeluruh lebih dulu. Hal ini penting untuk mengenali sejauh apa gangguan kepribadian yang diderita seseorang yang telah dialaminya. Untuk mendapatkan diagnosa yang akurat, akan dilakukan beberapa macam evaluasi terhadap individu yang dicurigai mengalami gangguan kepribadian. Metode evaluasi tersebut yaitu:
Pemeriksaan Fisik – Dokter akan memeriksa secara menyeluruh tentang sejarah pribadi, gejala dan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mendalam. Beberapa tes mungkin saja dilakukan seperti tes cedera kepala, penyakit otak, kelainan pola tidur atau kecanduan, semua yang dapat menyebabkan kehilangan ingatan atau perasaan berhalusinasi.
Pemeriksaan Psikiatri – Ahli psikiatri atau ahli kesehatan mental akan menanyakan mengenai pikiran, perasaaan dan tingkah laku individu tersebut dan mendiskusikan gejala yang dialami. Dengan izin pasien, informasi dari keluarga atau orang dekat dapat menjadi sangat membantu.
Penentuan Diagnosa – Ahli kesehatan mental akan membandingkan hasil yang didapatkannya dengan panduan mengenai gejala Dissociative Identity Disorder.
***
Sumber:
Dosenpsikologi.com
Tidak ada komentar untuk "Penyebab dan Cara Mengatasi Kepribadian Ganda"
Posting Komentar