Begini Sejarah Awal Mula Berkembang Ilmu Sosiologi di Dunia
Begini Sejarah Awal Mula Berkembang Ilmu Sosiologi di Dunia -- JIKA
kita bicara tentang kapan sosiologi itu ada, maka jawabannya sosiologi
itu telah lahir sejak ratusan tahun sebelum Masehi tepatnya saat manusia
mulai bertanya tentang masyarakat dan perubahan yang ada di dalamnya.
Namun
sebagai ilmu pengetahuan, Sosiologi lahir lebih belakangan dibandingkan
ilmu-ilmu sosial lainnya, apalagi jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu
pengetahuan alam.Hal ini karena para ilmuan pada zaman dahulu lebih
banyak mencurahkan perhatiannya terhadap gejala-gejala alam dan manusia
seperti yang mereka selidiki tentang sejarah, geografi, ekonomi, biologi
dan ilmu kedokteran.
Perkembangan Sosiologi dari Masa ke Masa
Secara
singkat, ilmu sosiologi dikembangkan oleh Auguste Comte dari Perancis
pada pertengahan abad ke 18. Adapun secara detail Sejarah Perkembangan
Sosiologi adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Awal Ilmu Sosiologi
Para
pemikir Yunani Kuno, seperti sosok Sokrates, Plato, dan Aristoteles,
memiliki persepsi bahwa masyarakat terbentuk begitu saja.Masyarakat
mengalami kemajuan dan kemunduran secara alami tanpa ada yang bisa
mencegah.Sehingga mereka beranggapan bahwa kemakmuran dan krisis dalam
masyarakat merupakan masalah yang tidak terelakkan. Anggapan tersebut
terus dianut semasa Abad Pertengahan (abad V Masehi sampai akhir abad
XIV Masehi).Pada masa itu para pemikir, seperti Agustinus, Avicenna
(Ibnu Sina), dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus
diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana
manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi
pada masyarakat. Adapun pertanyaan dan pemikiran ilmiah tentang sebab
akibat terjadinya perubahan tatanan kemasyarakatan sama sekali belum
muncul ke permukaan.
2. Abad Pencerahan: Rintisan Kelahiran Sosiologi
Abad
XVII Masehi menjadi abad pencerahan yang memunculkan para ilmuan yang
merintis cikal bakal ilmu Sosiologi modern.Abad itu ditandai oleh
beraneka ragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya
perkembangan ilmu pengetahuan secara tidak langsung membawa pengaruh
terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat.Sebagaimana ilmu
pengetahuan yang lain, pandangan tentang perubahan masyarakat juga
dituntut memiliki ciri ilmiah. Artinya perubahan yang terjadi dalam
masyarakat harus dapat dijelaskan secara masuk akal (rasional);
berpedoman pada akal budi manusia.
Untuk
itu, semua pandangan mengenai masyarakat ini, haruslah dilontarkan
dengan menggunakan metode ilmiah.Francis Bacon dari Inggris, Rene
Descartes dari Prancis, dan Wilhelm Leibnitz dari Jerman merupakan
sejumlah pemikir yang menekankan pentingnya metode ilmiah untuk
mengamati masyarakat.
3. Abad Revolusi: Pemicu Lahirnya Sosiologi
Perkembangan
ilmu pengetahuan pada Abad Pencerahan memicu perubahan revolusioner
sepanjang abad XVIII Masehi.Perubahan itu dikatakan revolusioner
disebabkan adanya perubahan struktur atau tatanan masyarakat dengan
begitu cepatnya dan digantikan dengan tatanan dunia baru.Revolusi sosial
yang terlihat paling jelas tampak pada Revolusi Amerika, Revolusi
Industri, dan Revolusi Prancis.
Revolusi-revolusi
ini menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat.Tatanan
yang telah berusia ratusan tahun dalam masyarakat diobrak-abrik dan
dijungkirbalikkan.Perubahan ini tidak jarang disertai peperangan,
pemberontakan, dan kerusuhan yang membawa kemiskinan dan
kekacauan.Karena itulah, para ilmuwan terdorong untuk mencari metode
yang tepat dalam menganalisis perubahan tatanan hidup bermasyarakat
secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab dan
akibatnya.Tujuannya, agar bencana yang terjadi akibat perubahan dalam
masyarakat bisa diantisipasi dan dihindari.
Pada
intinya, ilmu sosiologi ini diciptakan untuk mengetahui gejolak sosial
yang terjadi di suatu komunitas atau masyarakat. Yang tentu saja gejolak
tersebut memiliki hukum sebab akibat yang dapat dipelajari oleh manusia
Perkembangan Sosiologi Secara Umum (Dunia)
Istilah
Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal
sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai
menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan
sosial.
Para
ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan
ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.Comte
membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada
hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi
dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat
dalam arti pembangunan.Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh
masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang
sosiologi.
Mereka
antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand
Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal
dari Eropa). Masing-masing
berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat
yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
- Émile Durkheim [Ilmuwan Sosial Perancis] berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
- Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
- Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
- Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
Sejarah Perkembangan Sosiologi di Indonesia
Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat.Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan
memiliki budaya.Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku
kelompok yang dibangunnya.Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku
bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Istilah
Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comtetahun 1842.Sehingga Comte dikenal
sebagai Bapak Sosiologi.Selanjutnya Émile Durkheim [Ilmuwan Sosial
Perancis] yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin
akademis.Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology pada
tahun 1876.Di Amerika Lester F.Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara
kritis oleh orang lain atau umum.
Sosiologi
merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang
artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita,
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De
Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi
muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu.Namun sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.
Potret Auguste Comte.
Sejak
awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat
tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari
perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial.Para
ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan
ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Dalam
buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual,
yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.
Tiga tahapan itu adalah :
- Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
- Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
- Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.
August
Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi
dinamis.Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis
yang menjadi dasar adanya masyarakat.Sosiologi dinamis memusatkan
perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.
Rintisan
Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari
tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain
Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg
Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa).
Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
- Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
- Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
- Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
- Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar untuk "Begini Sejarah Awal Mula Berkembang Ilmu Sosiologi di Dunia"
Posting Komentar