Konflik: Pengertiannya, Penyebabnya, Bentuk-bentuknya dan Akibat-akibatnya
Konflik secara umum memang sering terjadi di dalam masyarakat sebagai gejala sosial yang alami. Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
Dalam istilah yang lain, konflik dipahami sebagai proses sosial dalam rangka memenuhi tujuan individu atau kelompok dengan cara menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan. Setiap individu dan kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan, misalnya ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, dan pola perilaku. Perasaan yang berwujud amarah dan kebencian akan mempertajam perbedaan ini. Oleh karena itu, konflik merupakan bentuk interaksi sosial yang negatif. Contohnya, Konflik antarkampung yang menggunakan kekerasan.
Konflik selama ini banyak dipersamakan dengan kekerasan. Namun sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau juga menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik dapat berubah menjadi kekerasan apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan tuntutan akan dapat menimbulkan gerakan yang mengarah pada kekerasan.
Menurut Robert Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya. Konflik sosial merupakan proses sosial antarperorangan atau kelompok suatu masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara pihak yang bertikai.
Sebab-sebab Terjadinya Konflik
Menurut Soerjono Soekanto (1989) sebab-sebab terjadinya konflik sebagai berikut.
(Sumber gamabr: boombastis.com)
Konflik selama ini banyak dipersamakan dengan kekerasan. Namun sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau juga menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik dapat berubah menjadi kekerasan apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan tuntutan akan dapat menimbulkan gerakan yang mengarah pada kekerasan.
Menurut Robert Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukkan saingannya. Konflik sosial merupakan proses sosial antarperorangan atau kelompok suatu masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara pihak yang bertikai.
Sebab-sebab Terjadinya Konflik
Menurut Soerjono Soekanto (1989) sebab-sebab terjadinya konflik sebagai berikut.
1) Perbedaan antarindividu, seperti perbedaan pemikiran, pendirian, ideologi, kepentingan, dan lain-lain.
2) Perbedaan kebudayaan, seperti adanya perasaan yang menganggap kebudayaannya yang paling unggul dan meremehkan kebudayaan lain dapat memicu perbedaan kebudayaan.
3) Perbedaan kepentingan, seperti Konflik antara eksekutif (pemerintah) dengan legislatif (DPR) adalah contoh nyata perbedaan kepentingan.
4) Perubahan sosial. Pergeseran nilai dan norma sosial merupakan bentuk perubahan sosial. Apabila perubahan sosial itu berlangsung sangat cepat dapat menimbulkan Konflik antarkelompok, terutama antara kelompok yang menginginkan perubahan dengan kelompok yang pro status quo (antiperubahan).
Bentuk-bentuk Konflik
Menurut Achmadi ada lima bentuk-bentuk konflik, yaitu sebagai berikut.
Bentuk-bentuk Konflik
Menurut Achmadi ada lima bentuk-bentuk konflik, yaitu sebagai berikut.
1) Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara orang seorang karena masalah-masalah pribadi.
2) Konflik politik, yaitu konflik antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing.
3) Konflik rasial, yaitu konflik kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya: terjadinya diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
4) Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang disebabkan munculnya perbedaanperbedaan kepentingan, misalnya antara buruh dan majikan.
5) Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaanperbedaan kepentingan masing-masing. Contoh: Pertikaian Kaum Hizbullah di Libanon dengan Israel yang melibatkan beberapa negara besar.
Akibat-akibat dari Adanya Konflik
1) Tambahnya solidaritas dari in-group. Jika suatu kelompok yang semula tidak kompak, tetapi kalau ada kelompok lain yang mengancamnya maka solidaritas mereka akan lebih baik.
Akibat-akibat dari Adanya Konflik
1) Tambahnya solidaritas dari in-group. Jika suatu kelompok yang semula tidak kompak, tetapi kalau ada kelompok lain yang mengancamnya maka solidaritas mereka akan lebih baik.
2) Jika Konflik itu terjadi antarwarga dalam satu kelompok maka keutuhan kelompok itu akan goyah.
3) Hancurnya harta benda atau jatuhnya korban manusia pada kedua belah pihak yang berperang.
4) Bila kekuatan kedua kelompok itu seimbang, bisa timbul akomodasi, tetapi bila tidak seimbang, yang lebih kuat akan mendominasi, sedangkan yang lemah akan takluk kepada yang menang.
4) Bila kekuatan kedua kelompok itu seimbang, bisa timbul akomodasi, tetapi bila tidak seimbang, yang lebih kuat akan mendominasi, sedangkan yang lemah akan takluk kepada yang menang.
5) Berubahnya kepribadian. Kalau Konflik terjadi antara dua kelompok yang berlainan, misalnya Jepang dan Amerika pada tahun 1942 maka orang seorang akan mengidentifikasikan dirinya dengan satu kelompok saja, lalu menghadapi kelompok lain yang dianggap sebagai lawan.
***
Sumber Referensi:
Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual: Untuk SMA & MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman. 2009. Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Ruswanto. 2009. Sosiologi SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
***
Sumber Referensi:
Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual: Untuk SMA & MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman. 2009. Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Ruswanto. 2009. Sosiologi SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar untuk "Konflik: Pengertiannya, Penyebabnya, Bentuk-bentuknya dan Akibat-akibatnya"
Posting Komentar