Dasar-Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial
Manteman, pada artikel singkat singkat kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai dasar pembentukan stratifikasi lembaga sosial. Nah, sebagaimana telah dibahas pada artikel sebelumnya bahwa selama di dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai, maka stratifikasi sosial akan tetap ada.
Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa uang, tanah,
atau harta benda, kekuasaan, atau ilmu pengetahuan. Semakin banyak kepemilikan,
kecakapan masyarakat atau seseorang terhadap sesuatu yang dihargai maka semakin
tinggi kedudukan dan lapisannya di masyarakat. Sebaliknya, bagi mereka yang
hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, mereka
mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. Contoh: seseorang mempunyai tugas
sebagai pemimpin dalam sebuah organisasi atau perusahaan akan menempati lapisan
yang tinggi daripada masyarakat yang tidak memiliki tugas apa pun.
Berikut beberapa kriteria-kriteria umum yang menjadi dasar
pembentukan stratifikasi sosial atau untuk mengelompokkan anggota masyarakat ke
dalam suatu lapisan tertentu, yaitu sebagai berikut:
a.
Ukuran Kekayaan
Kekayaan atau materi dapat dijadikan
sebagai ukuran penempatan status seseorang dalam lapisan masyarakat. Oleh
karenanya, orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih
dihormati dan dihargai daripada orang miskin. Ukuran kekayaan ini dapat dilihat
dari bentuk rumah modern, jenis pakaian yang dipakai, pemilikan sarana
komunikasi dan transportasi, serta kebiasaan mengonsumsi barang-barang mewah.
b.
Ukuran Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau
posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang
besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai
kekuasaan berada di lapisan bawah. Contoh: pimpinan perusahaan dengan
karyawannya.
c.
Ukuran Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Dalam hal ini keturunan berdasarkan golongan
kebangsawanan atau kehormatan. Contoh: gelar Andi di masyarakat Bugis, Raden di
masyarakat Jawa, dan Tengku di masyarakat Aceh. Kesemua gelar ini diperoleh
berdasarkan kelahiran atau keturunan. Apabila seseorang berasal dari keluarga
bangsawan secara otomatis orang tersebut menempati lapisan atas berdasarkan
keturunannya.
d.
Ukuran Kepandaian atau Ilmu Pengetahuan
Kepandaian serta kemampuan menguasai ilmu
pengetahuan dapat pula menjadi dasar dalam pelapisan sosial. Seseorang yang
berpendidikan tinggi atau bergelar sarjana tentunya mempunyai status yang lebih
tinggi. Sebagaimana orang yang menguasai ilmu pengetahuan akan menempati posisi
yang paling tinggi dalam sistem pelapisan masyarakat. Contoh: profesor, doktor,
dan lainlain.
e.
Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan
menempati lapisan atas dalam sistem pelapisan sosial masyarakat. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional. Biasanya dalam
masyarakat tradisional sangat menghormati orang-orang yang memiliki jasa yang
banyak kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku
dan berbudi luhur.
Nah, demikianlah pembahasan singkat mengenai Dasar-Dasar
Pembentukan Stratifikasi Sosial. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung.
Tidak ada komentar untuk " Dasar-Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial"
Posting Komentar