Nilai Sosial (Materi Lengkap)
DALAM pengertian sehari-hari nilai diartikan sebagai harga (taksiran harga), ukuran, dan perbandingan dua benda yang dipertukarkan. Dapat juga diartikan angka kepandaian (nilai ujian, nilai rapor), kadar, mutu, dan bobot, tetapi dalam Sosiologi, nilai mengandung pengertian yang lebih luas daripada pengertian sehari-hari. Nilai merupakan sesuatu yang baik, yang diinginkan, dicitacitakan, dan dianggap penting oleh warga masyarakat.
Pengertian Nilai
Nilai terbentuk dari apa yang benar, pantas, dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan. Nilai bukanlah keinginan, melainkan apa yang diinginkan, jadi bersifat subjektif. Nilai juga bersifat relatif sebab apa yang menurut kita sudah benar dan baik belum tentu disebut nilai.
Penentuan suatu nilai harus didasarkan pada pandangan dan ukuran orang banyak. Misalnya, Joko beryanyi di kamarnya untuk menghibur diri. Menurut pendapat Joko bernyanyi adalah sesuatu yang sangat bernilai. Meskipun ia beryanyi di kamarnya sendiri dengan suara yang merdu, belum tentu perbuatan itu bernilai bagi masyarakat di sekelilingnya.
Nilai merupakan sesuatu yang baik, yang diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh warga masyarakat.
Koentjaraningrat (1981) mengartikan nilai sosial sebagai konsepsikonsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat penting dalam hidup. Sementara itu, Charles F. Andrian (1992) mendefinisikan nilai sosial sebagai konsep-konsep umum mengenai sesuatu yang ingin dicapai, serta memberikan petunjuk mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil.
Secara sederhana, nilai sosial dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik, diinginkan, diharapkan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Hal-hal tersebut menjadi acuan warga masyarakat dalam bertindak. Jadi, nilai sosial mengarahkan tindakan manusia. Misalnya, bila orang menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam bergaul dengan sesama, maka ia akan berusaha berlaku jujur. Atau, tengoklah para pahlawan tanpa tanda jasa.
Gaji dan tingkat kesejahteraan mereka sebagai seorang guru di negeri ini rendah. Namun guru-guru masih dengan sabar dan ikhlas mendidik siswa setiap hari. Hal ini tidak akan terjadi bila beliau tidak mendasarkan tindakannya kepada nilai pengabdian yang diyakininya. Nilai tersebut terus menyalakan pelita semangat guru untuk tetap bertahan menjadi seorang pendidik.
Berbagai rumusan yang telah dikemukakan oleh para sosiolog tentang nilai sosial sebagai berikut.
a. Young merumuskan nilai sosial, yaitu sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.
b. Green, melihat nilai sosial itu sebagai kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek, ide, dan orang perorangan.
c. Woods, menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum dan telah berlangsung lama yang mengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dirumuskan bahwa nilai sosial adalah petunjuk secara sosial terhadap objek-objek, baik bersifat material maupun nonmaterial.
Ciri-ciri Nilai
Beberapa ciri-ciri nilai sosial adalah sebagai berikut.
1) Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir
2) Nilai sosial dipelajari dan bukan bawaan lahir. Proses belajar dan pencapaian nilai-nilai itu sejak kanak-kanak melalui proses sosialisasi keluarga.
3) Nilai sosial ditularkan dari suatu kelompok ke kelompok yang lain, melalui berbagai macam proses sosial. Bila nilai itu berwujud kebudayaan, dapat ditularkan melalui akulturasi, difusi, dan sebagainya.
4) Nilai memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai yang telah disetujui dan diterima secara sosial menjadi dasar tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi maupun secara kelompok, dan secara keseluruhan. Nilai juga membantu masyarakat agar dapat berfungsi baik. Sistem nilai sosial sangat penting untuk pemeliharaan kemakmuran dan kepuasan sosial bersama.
5) Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda terhadap orang perorangan dan masyarakat sebagai keseluruhan.
6) Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat baik positif dan negatif.
Sumber Nilai Sosial
Harapan warga masyarakat itu menegaskan pentingnya keadilan hanyalah salah satu contoh nilai sosial yang diyakini masyarakat. Tentu saja terdapat banyak sekali nilai sosial yang dijadikan pedoman berinteraksi antarwarga. Mengingat banyaknya nilai sosial itu, wajar apabila kita bertanya: Dari mana warga masyarakat mendapatkan nilai-nilai sosial itu?
Dalam kajian sosiologi, nilai sosial yang diyakini individu dapat bersumber dari Tuhan, masyarakat, dan individu. Untuk memahaminya lebih jauh, simaklah paparan berikut.
a. Tuhan
Sebagian besar nilai sosial yang dimiliki masyarakat bersumber dari Tuhan. Nilai sosial ini disampaikan melalui ajaran-ajaran agama. Nilai-nilai sosial dari Tuhan memberikan pedoman cara bersikap dan bertindak bagi manusia. Contohnya, nilai tentang hidup sederhana, kejujuran, berbuat baik kepada sesama makhluk, dan keberanian membela kebenaran. Para ahli menyebut nilai yang bersumber dari Tuhan sebagai nilai Theonom.
b. Masyarakat
Ada juga nilai sosial yang berasal dari kesepakatan sejumlah anggota masyarkat. Nilai sosial yang berasal dari hasil kesepakatan banyak orang ini disebut nilai heteronom. Contohnya, Pancasila berisi ajaran nilai yang harus dipedomani oleh seluruh warga negara dan para penyelenggara negara di Indonesia. Pancasila merupakan rumusan hasil kesepakatan para pendiri negara.
c. Individu
Selain Tuhan dan masyarakat, nilai sosial juga bisa bersumber dari rumusan seseorang. Orang itu merumuskan suatu nilai, kemudian nilai tersebut dipakai masyarakat sebagai acuan bersikap dan bertindak. Perumusan nilai tersebut biasanya dilakukan oleh individu yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan warga masyarakat yang lain.
Nilai sosial yang berasal dari individu disebut nilai otonom. Contoh nilai otonom adalah konsep trias politica yang dirumuskan oleh J.J. Rousseau. Konsep trias politica mengajarkan perlunya pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam penyelenggaraan negara. Sekarang, konsep trias politica menjadi bagian penting dari demokrasi yang diterapkan di sebagian besar negara di dunia.
Jenis-jenis Nilai Sosial
Menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis sebagai berikut.
1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan jasmani manusia. contohnya makan, minum, pakaian, dan lain sebagainya.
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan juga menunjang aktivitas manusia. Contohnya kendaraan, telepon, alat pertanian, alat perkebunan, dan lain sebagainya.
3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dibedakan lagi menjadi empat macam, yaitu:
a) nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika); b) nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak;
c) nilai kebenaran (kenyataan) yang bersumber dari unsur akal manusia; dan
d) nilai keindahan, yang bersumber dari unsur rasa manusia atau perasaan (estetis).
Demikianlah pembahasan mengenai materi sumber-sumber nilai dan jenis nilai sosial. Semoga bermanfaat.
**
Sumber Referensi:
Ruswanto. 2009. Sosiologi SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Joko Sri Sukardi dan Arif Rohman. 2009. Sosiologi : Kelas X untuk SMA / MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar untuk "Nilai Sosial (Materi Lengkap)"
Posting Komentar