Bentuk Bumi Bulat!! Ini Dalil Islam dan Cara Membuktikannya


PERDEBATAN mengenai bentuk bumi tidak pernah usai, dan bahkan telah menghasilkan dua penganut. Masing-masing kubu berupaya memberikan analisisnya. Pengetahuan dan perkembangan teknologi yang semakin canggih memang telah berhasil memberikan analisa yang kuat mengenai bentuk bumi. Bahwa bumi yang ditempati oleh lebih 7 miliar manusia ini bentuknya bulat, namun tetap saja ada kelompok yang sampai saat ini masih mengatakan bumi datar.

Dalam Islam, telah digambarkan mengenai bentuk bumi. Sebagaimana diungkapkan oleh pakar Alquran Indonesia, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad, adanya teori bumi datar hanya karena mereka melihat bentuk bumi dari sisi pandangan mata saja. Namun jika dilihat secara keseluruhan, menurutnya, bumi berbentuk bulat.


Ia mengatakan, ada beberapa ayat dalam Alquran yang mendukung teori bahwa Bumi berbentuk bulat. Seandainya bumi berbentuk cakram, juga tidak akan menambah keimanan kita, juga kalau kita ingkari tidak akan mengurangi keimanan kita. Jadi silakan saja berteori. Tapi, dalam Alquran ada tanda-tandanya, yakni takwir atau qurah, yang artinya bola atau lingkaran. 

Dikatakan Kiai Ahsin, dalam surat Az-Zumar ayat 5, menunjukkan bahwa bumi berbentuk seperti bola atau bulat. "Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan/menggilirkan (takwir) malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

Menurutnya, takwir ini berarti 'bola' atau 'menggelindang'. Karena bentuk bumi yang bulat itulah, waktu antara siang dan malam silih bergantian. (Republika.id)

Cara Membuktikan Bentuk Bumi Bulat

Dilansir dari Live Science, sebagaimana diulas oleh Kompas.com, sebetulnya ada berbagai cara untuk membuktikan bentuk bumi tanpa menggunakan satelit.

Pertama, dengan cara memperhatikan kapal yang berlayar di atas lautan. Cara ini sebetulnya paling murah, juga telah diajarkan sejak sekolah-sekolah.

Saat kapal berlayar menjauh dari dermaga, bisa diperbatikan lambung kapal akan menghilang secara perlahan, ditelan cakrawala lebih dulu dibandingkan dengan tiang kapal. Hal sebaliknya terjadi saat kapal datang dari lautan, tiang kapal terlihat lebih dulu dibandingkan dengan lambung kapal. Penghilangan kapal  seperti demikian bukanlah akibat dari ilusi yang dibawa oleh perspektif mata. Melainkan karena bumi bulat.

Jika Anda ingin membuktikannya secara lebih gamblang, bawalah teleskop atau teropong dan pergi ke pelabuhan. Dengan daya penglihatan yang lebih jelas, kapal masih akan menghilang di bawah kurva bumi.

Kedua, dengan cara memperhatikan bintang. Cara ini kali pertama ditemukan oleh filsuf Yunani Aristoteles pada 350 SM. Garis lintang yang berbeda akan menciptakan perbedaan konstelasi bintang, misalnya Bintang Biduk dan rasi bintang Crux.

Bintang Biduk akan selalu bisa dilihat pada garis lintang 41 derajat utara atau lebih tinggi. Tujuh bintang yang terlihat seperti sendok itu tak akan terlihat bila Anda berada di bawah 25 derajat selatan. Di bagian utara Australia yang merupakan utara dari lintang tersebut, Bintang Biduk hampir tak terlihat di atas cakrawala.

Baca juga:
Sejarah Peringatan Hari Bumi

Begitu juga dengan yang rasi bintang Crux yang berada di belahan bumi selatan. Rasi bintang tersebut tak akan terlihat bila Anda tidak cukup selatan hingga berada di Florida Keys.

Perbedaan ini hanya dapat dijelaskan karena bumi berbentuk bulat. Sebab, bila bumi berbentuk piringan, bintang biduk dan rasi bintang Crux akan bisa dilihat dari bagian bumi mana pun.