Tahap Perkembangan Kepribadian Seorang Individu

a. Pemikiran Charles H. Cooley 
 
Beberapa pemikir telah menyumbangkan pemikirannya berkenaan dengan perkembangan kepribadian. Di antara teori-teori perkembangan kepribadian itu diungkapkan oleh Charles H. Cooley dengan ’Cermin Diri’ (Kamanto Sunarto, 2000).

Setiap orang menggambarkan dirinya sendiri sesuai dengan pandangan orang lain terhadap orang tersebut. Misalnya, ada orang tua yang mengatakan bahwa anak laki-lakinya itu pandai. Jika hal itu diulangi secara konsisten oleh orang-orang yang berbeda, maka anak laki-laki itu akan merasa dan bertindak sebagai seorang yang pandai. Teori ini didasarkan pada analogi orang bercermin, bayangan yang tampak pada cermin adalah gambaran diri seseorang yang terlihat oleh orang lain.

https://soskita.blogspot.com/2018/11/teori-perkembangan-kepribadian-individu.html
Sekolah, wahana tepat untuk mengembangkan kepribadian.

Sering gambaran diri tidak berkaitan dengan fakta-fakta objektif. Misalnya, seorang gadis yang sebenarnya tidak cantik, tetapi dielu-elukan sebagai gadis yang cantik, maka dia akan yakin bahwa dirinya cantik. Atau seorang anak yang hanya sesekali berbuat nakal, kemudian diolok-olok oleh banyak orang sebagai anak nakal, maka anak tersebut akan merasa dirinya nakal. Jadi, melalui tanggapan orang lainlah seseorang menentukan jati dirinya sebagai juara, pecundang, tampan, pintar, cantik, atau lainnya. 

Ada tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri. Pertama , imajinasi tentang pandangan orang lain terhadap diri seseorang, misalnya kamu merasa telah berpakaian yang rapi dan sopan saat berangkat ke sekolah. Kedua , imajinasi tentang penilaian orang lain terhadap sesuatu yang terdapat pada diri seseorang. Misalnya, mengenai pakaian yang dikomentari kurang bersih, kurang rapi. Atau sikapmu yang dikatakan tidak sopan atau ugal-ugalan. Ketiga , perasaan seseorang tentang penilaian-penilaian itu, seperti bangga, kecewa, gembira, atau rendah diri. Semua itu timbul sebagai akibat imajinasi diri sendiri sehubungan dengan pengungkapan seseorang terhadap komentar orang lain yang ditujukan kepadanya.

b. Pemikiran George Herbert Mead

Perkembangan kepribadian juga menarik perhatian George Herbert Mead (Kamanto Sunarto, 2000). Dalam pemikiran George Herbert Mead, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia akan berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain.

Menurut George Herbert Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu tahap play stage , tahap game stage , dan tahap generalized other . Agar kalian mendapat penjelasan mengenai setiap tahap tersebut, pahamilah paparan berikut.
1) Tahap play stage .
Seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dijalankan orang tuanya atau peran orang dewasa lain yang sering berinteraksi dengannya. Wujud peniruan itu misalnya anak kecil menirukan  peran yang dijalankan ayah, ibu, kakak, nenek, polisi, dokter, tukang pos, sopir, dan lain-lain. Namun, pada tahap ini sang anak belum memahami alasan melakukan tindakan dan makna tindakan tadi. Anak itu dapat meniru tindakan seorang dokter, misalnya, tetapi dia tidak memahami alasan dokter menyuntik pasien, serta makna tindakan menyuntik itu.

 2) Tahap game stage .
Pada tahap ini, seorang anak mengetahui peran yang harus dijalankannya serta mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain yang berinteraksi dengannya. Hal ini tampak dalam suatu pertandingan. Seorang anak yang bermain sebagai penjaga gawang sepak bola, misalnya. Dia mengetahui tindakan yang harus dilakukannya serta tindakan para pemain lain, wasit, penjaga garis, dan sebagainya.

3) Tahap generalized stage .

Semula anak hanya berinteraksi dengan sejumlah kecil orang, terutama anggota keluarga. George Herbert Mead menyebut orang yang penting dalam proses sosialisasi ini sebagai significant others . Pada tahap ketiga ini, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan oleh orang lain dalam masyarakat. Ia kini mampu mengambil peran generalized others . Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peran orang lain yang menjadi mitra interaksinya. Sebagai anak ia telah memahami peran yang dijalankan orang tua. Selaku siswa, ia memahami peran guru. Apabila seseorang telah mencapai tahap ini, maka orang tersebut telah mempunyai suatu diri.

Dari pandangan-pandangan tersebut, kita dapat mengetahui garis besar pemikiran George Herbert Mead bahwa diri seseorang terbentuk melalui interaksinya dengan orang lain.


**
Sumber Rerefensi:

Joko Sri Sukardi, Arif Rohman. 2009. Sosiologi  : Kelas X untuk SMA / MA / oleh . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar untuk "Tahap Perkembangan Kepribadian Seorang Individu"